Keagungan
Taqwa
“Barangsiapa yg
bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan
memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.” Para ulama telah
menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa.
Imam ar-Raghib
al-Ashfahani mendefinisikan takwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yg membuatnya
berdosa dan itu dengan meninggalkan apa yg dilarang menjadi sempurna dengan
meninggalkan sebagian yg dihalalkan.”
Imam an-Nawawi
mendefinisikan takwa yaitu menaati perintah dan larangan-Nya. Maksudnya menjaga
diri dari kemurkaan dan azab Allah. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam
al-Jurjani “Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yg mengakibatkan siksa baik
dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya.” Karena itu siapa yg tidak
menjaga dirinya dari perbuatan dosa berarti dia bukanlah orang bertakwa. Maka
orang yang melihat dengan kedua matanya apa yg diharamkan Allah atau
mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah atau mengambil
dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah atau berjalan ke tempat
yang dikutuk oleh Allah berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi orang yg
membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya dia bukanlah
termasuk orang-orang yang bertakwa. Orang yg menceburkan diri ke dalam maksiat
sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah maka ia telah
mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yg bertakwa. Taqwa : Mutiara
Penuh Pesona Surat Ali’Imran Ayat 133: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu (Allah SWT) dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan bagi orang-orang yang taqwa (muttaqin).
Allah SWT
menguraikan tanda-tanda orang yang taqwa, dalam Surat Ali’Imran Ayat 134 :
“Orang-orang yang berinfak (karena Allah SWT), baik diwaktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mereka yang pemaaf terhadap
(kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Marilah terlebih
dahulu kita coba memahami apakah itu Taqwa. Taqwa memiliki tiga tingkatan :
1.
Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan
mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa. Didalam
pengertian ini semua orang beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih
terlibat beberapa dosa.
2.
Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai
Allah dan Rasul-Nya, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.
3.
Orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta
Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi.
Allah SWT
menjelaskan dalam Surat Ali’Imran Ayat 102 : “Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (beragama Islam).”
Allah SWT telah
menjabarkan berbagai ciri-ciri orang yang benar-benar taqwa. Mereka menafkahkan
rizkinya di jalan Allah swt. dalam keadaan lapang maupun sempit. Menafkahkan
rizki di jalan Allah swt. adalah jalan-hidup mereka. Allah swt. (atas
kehendakNya) menjauhkan mereka dari kesulitan (bala’) kehidupan lantaran
kebajikan yang mereka perbuat ini. Lebih dari itu, seseorang yang suka menolong
orang lain tidak akan mengambil atau memakan harta orang lain, malahan ia lebih
suka berbuat kebaikan bagi sesamanya.
Awal surat Al
Baqarah memberikan petunjuk bagi kita tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa.
Salah satu diantaranya adalah mereka yang menafkahkan rizqi yang
dianugrahkan kepadanya di jalan Alloh. "Alif Laam Miim” Kitab (Al Qur'an)
ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu)
mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka," (QS Al Baqarah
2:1-3). Sedangkan ganjaran pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah akan dilipat gandakan sebagaimana disebutkan pada ayat berikut.
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui." (QS Al Baqarah 2:261)
Allah SWT memberi
petunjuk dengan sangat indah bagaimana hendaknya kita berperilaku terhadap
musuh-musuh kita yang paling jahat dalam Surat Fushshilat : 34 “Tidaklah
sama perbuatan baik dengan perbuatan jahat. Jika kamu membalas perbuatan jahat
dengan kebaikan, maka musuh-musuhmu yang paling keras akan menjadi teman karib
dan sejawatmu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar