Kamis, 25 Juli 2013

(masih) Bertahan

Aku masih mampu bertahan untuk "kita" tapi entah sampai kapan. Dengan sikap ketidakpedulianmu itu kurasa aku tak bisa bertahan lama. Hati ini lelah sayang. Kamu tak pernah bisa mengerti. Memang aku tak pernah memberitahumu tapi cobalah mengerti dengan perubahan sikapku ini.

Aku cemburu ketika kamu lebih peduli dengan yang lain. Apa kamu tak tahu itu?

Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin meninggalkanmu, tapi aku tak bisa. Aku masih sangat menyayangimu, sampai saat ini.

Ketika aku sudah lelah untuk bertahan, aku akan pergi dan tak mungkin kembali lagi mengulang kisah yang sama dengan orang yang sama.

Tolong mengertilah. Aku sudah benar-benar lelah. Aku sudah tidak tahu harus bagaimana menyikapinya.

Jika aku memang sudah tak kamu butuhkan, tolong beritahu aku. Aku akan pergi dan membiarkanmu bahagia dengan orang lain, tapi jika kamu masih menyayangiku tolong mengertilah rasa sabar ini selalu ada batasannya.

Aku selalu mencoba tegar ketika kamu dekat dengan yang lain dan aku berusaha untuk tidak terlihat marah didepanmu. Dengan caraku yang seperti itu aku malah membuat sesak dada ini. Aku tak bisa terus menerus terlihat tegar. Adakalanya aku harus menangis melihatmu dekat dengan perempuan lain.

Sayang, aku ingin hatimu peka. Aku tak bisa jika harus bertahan dengan sikapmu ini. Aku mulai merasakan lelah.

Senin, 22 Juli 2013

Tak sama

Terkadang aku merasakan perbedaan di keluarga ini. Seperti ada kasih sayang berbeda yang diberikan kedua orangtua ku. Aku dan kakakku.

Apakah kalian tahu Ayah, Ibu? Aku benar-benar merasa ada sesuatu yang berbeda dikeluarga ini. Kasih sayang yang engkau berikan kepada aku dan kakakku.

Terkadang aku menangis, mengapa kalian terlalu menyayangi dia, kakakku, dan aku seperti terabaikan?

Jika aku egois, aku bisa membuktikan siapa yang seharusnya paling disayang dikeluarga ini. Aku, anak perempuan satu-satunya dikeluarga ini. Aku anak bungsu yang seharusnya paling disayang, tapi kenyataannya tidak. Aku, paling terpandai diantara kakak-kakakku. Aku yang paling bisa membanggakan kalian. Aku yang paling bisa mengurus istana ini. Mengapa masih saja aku tak dianggap? Mengapa selalu dia yang kamu banggakan, ibuku? Selalu saja dia yang kamu bela. Aku selalu terlihat salah. Aku hanya ingin membela diri. Aku ingin kalian mengerti, aku ini ada.

Suatu saat akan aku buktikan bahwa aku yang terbaik, bukan dia. Aku akan semakin membuat kalian bangga, dan aku akan membuat kalian mengerti bahwa aku butuh kasih sayang lebih.

Aku akan membutikannya, Ayah-Ibu.

Kamu Berbeda

Aku menyadari perubahan sikapmu. Hari ini kamu benar-benar berbeda sayang. Mengapa? Tak ada ucapan pengantar tidur, tak ada ucapan penyambut pagi, tak ada pesan BBM yang kamu kirimkan. Aku mengkhawatirkanmu. Mengkhawatirkan hubungan ini.

Apa ada sikapku yang membuatmu marah? Tolong jelaskan! Aku benar-benar tak tahu.

Senyummu mulai tak seindah dulu. Sapaanmu mulai tak serenyah dulu. Apa kamu sudah mencintai perempuan lain? Tolong jujur padaku. Jangan kamu buat aku pusing seperti ini sayang.

Aku merindukanmu. Merindukan kehangatan ketika membaca pesan yang kamu kirimkan. Perhatian yang selalu kamu berikan kepadaku kemana? Sudah berpindah kelain hati? Semoga tidak. Aku tidak menginginkan itu.

Apa mungkin kamu mulai menaruh hati dengannya? Dengan teman perempuanmu itu?

Mengapa kamu tak menyadari aku cemburu ketika kamu dekat dengan dia? Mengapa kamu tak pernah pahami hatiku ini?

Kamu sudah tak sering mengirim pesan singkat untukku. Mungkin kamu terlalu sibuk belajar. Ya, mungkin. Semoga prasangkaku ini benar.

Andai kamu tahu sayang, aku ingin seperti pasangan kekasih yang lain, yang selalu menyapa pasangannya ketika hari mulai cerah. Apa aku yang harus terlebih dahulu mengirim pesan? Aku ini perempuan, aku tak mungkin memulainya. Coba kamu pahami itu.

Aku selalu berusaha untuk mengerti kesibukanmu, tapi apakah benar-benar tak ada waktu hingga untuk memberi kabar pun kamu tak bisa? Aku menunggu kabar darimu.

Pagi ini, kamu hanya mengirim pesan agar aku mendoakanmu. Tetap sama seperti hari kemarin, tak ada ucapan menyambut pagi. Tak apa.

Tanpa kamu meminta, aku akan selalu menyebut namamu dalam doaku. Aku tak akan pernah lupa. Aku mendoakan mu dan mendoakan "kita". Semoga kamu sukses meraih cita-citamu dan semoga hubungan ini akan tetap baik.

Hari ini, hari kamu mengikuti tes di Bandung. Semoga kamu berhasil mengalahkan soal-soal itu sayang. Semoga kamu diterima.

Kamu tahu? Aku kehabisan kata-kata untuk menuliskan cerita kita. Cerita kita yang begitu indah. Rumit.

Minggu, 21 Juli 2013

Yang Terkenang

24 Mei 2013 Pengumuman Kelulusan

Kita akan mengakhiri masa putih abu-abu kita, masa kita menjadi murid SMA N 2 Purworejo dan memulai menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Kalian tahu? Aku akan selalu mengenang kalian. Mengenang masa-masa dimana kita belajar bersama untuk meraih nilai yang maksimal, masa-masa kita mengeluh ketika kita mendapat soal-soal uji coba UN yang sulit dan masa-masa dimana kita saling memberikan dukungan satu sama lain.

Hari pengumuman kelulusan tiba. Kita semua yakin bahwa kita akan lulus. Ya, ternyata kita semua lulus. Kala itu kita menggunakan pakaian putih bawahan hitam. Kalian ingat?
Sungguh, aku tak ingin berpisah dengan kalian. Semoga kita dapat berkumpul bersama lagi. Aku sayang kalian. Kalian semua, (mantan) kelas XII.A-4
Kita punya boyband lho. Boyband keren, dasyat. Pasti kalian tahu.
Maaf, tapi aku tak punya foto lengkap boyband Granatiq. Umm, ini cowok-cowok ganteng penghuni Granatiq :
Dan yang pasti tak terlupakan dari ingatanku itu ya si cowok berkacamata. Maaf aku selalu menggodamu tapi itu hanya untuk lelucon saja.
Teman yang heboh, Susan dan Uun. Kalian sangat menghibur. Terima kasih kawan.


Namanya aja masih SMA pasti banyak yang labil. Kayak yang satu ini : Galau
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritakan. Mungkin akan ada di Guratan Kasih selanjutnya. Guratan ini untuk kalian, teman-teman terbaikku. Terima kasih.



Teman Terbaik - Granatiq

Kalian semua yang selalu bisa membuatku tersenyum adalah teman terbaik. Maaf jika aku pernah membuat marah dan menyusahkan kalian. Kini kita memulai langkah baru, langkah awal menuju kesuksesan.

Kita tak lagi berada pada tempat yang sama, duduk bersama dalam sebuah ruang kelas, bercanda bersama, kita akan memulai langkah kita lagi ditempat yang berbeda.

Aku tak ingin ada kata berpisah walaupun kita tak bisa duduk bersama lagi. Aku akan tetap mengenang kalian. Masa putih abu-abu ini tak akan terlupa.

Terima kasih,  kalian semua ada teman terbaikku.

Kamu (tak) Tahu



Kamu tahu?

Ketika semua orang mengatakan kejelekanmu, hati ini mulai goyah. Takut, seakan semua itu benar. Saat itu juga hati ini mengelak karna suatu keyakinan. Kamu tahu? Keyakinan bahwa kamu terbaik. Ya, terbaik untuk seorang perempuan yang penuh kekurangan sepertiku. Bersabar, bertahan itu yang selalu aku lakukan agar hubungan ini tetap baik.

Ketika apa yang kamu lakukan sedikit bisa menghapus rasa curiga terhadapmu, hati ini sangat senang. Ya, sangat senang sekali. Aku bahagia bersamamu. Sangat bahagia. Saat ini.

Dulu. Perkenalan yang terlalu singkat membuatku tak tau seluruh sifatmu. Aku hanya dengar dari mereka. Sahabatku, temanku, temanmu pula. Aku benar-benar tak tahu ketika itu kamu sudah dekat dengan teman perempuanmu, teman jauhku. Bahkan begitu dekat. Kata mereka, sahabatmu.

Benar-benar tak enak hati rasanya. Seperti memisahkan kalian, tapi aku benar-benar tak tahu. Aku tahu itu semua setelah kita berpacaran.  Maafkan aku teman.

Kamu bilang dia tak mau denganmu. Apa itu benar? Apa itu berarti aku hanya menjadi pelarianmu saja? Semoga tidak.

Begitu cepat memang kita berteman. Hanya dua minggu. Ya, begitu cepat dan kita berpacaran. Begitu cepat pula aku menyayangimu. Tak hanya menyayangimu tapi aku sangat menyayangimu hingga saat ini. Saat aku memulai menulis cerita kita. Kau dan aku.

Kamu ingat ketika kekasihmu dulu mulai mengusik kita? Apa kamu tahu seberapa sabar hatiku menghadapi semua ini? Kamu tak akan pernah tahu karna sabar yang aku berikan tak bisa dihitung. Tak apa, aku akan bertahan untukmu. Untuk orang yang sangat aku sayang.

Mungkin dia masih terlalu menyayangimu hingga dia tak rela kamu denganku, dengan perempuan yang lebih banyak kekurangannya daripada dia. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan yang sampai saat ini masih memberiku kekuatan untuk bertahan. Mempertahankan “kita”. Terima kasih Tuhan.

Apa kamu juga masih ingat ketika aku memberimu semangat untuk terus berusaha dalam mengejar cita-citamu? Yang sebenarnya juga cita-citaku. Bersekolah disalah satu Universitas terbaik di Indonesia, di Bogor. Cita-cita yang dihancurkan oleh kekasihmu dulu. Ya, dia yang menghancurkannya. Ahh, kamu tahu bagaimana perasaanku ketika itu? Ketika melihat hasil tes kala itu, semuanya hancur. Betapa tidak. Dia yang tak sengaja kamu bawa masuk dalam hubungan kita menghancurkan impianku. Cita-citaku.

Semua yang terjadi aku jadikan sebuah kekuatan. Sebuah benteng untuk menghadapi masa depan. Masa depan yang ingin aku tempuh bersamamu. Semoga ini tak hanya menjadi doa dan keinginanku saja. Semoga.

Kamu mulai lagi mengejar cita-citamu untuk bersekolah disana. Ingin sekali mengikutimu kesana, tapi aku tak bisa. Aku tak punya kesempatan lagi untuk menyusulmu. Aku hanya bisa berdoa dan memberimu semangat agar cita-citamu tercapai. Semoga kamu masih ingat dengan kebaikan yang aku lakukan selama ini untukmu dan untuk hubungan ini. Dan semoga kamu mau membalas semua kebaikan itu. Egois, memberi bantuan tapi mengharapkan imbalan. Ya, aku memang egois. Aku memang sangat berharap kamu mau membalasnya. Maafkan aku.

Setelah kamu diterima disana, jarak akan semakin mengembang tapi semoga cinta kita juga akan semakin kuat. Cinta kita, bukan hanya cintaku atau cintamu saja.

Terima kasih telah membuatku menjadi perempuan yang semakin kuat. Membuatku menjadi lebih baik. Aku benar-benar merasakan cinta yang berbeda. Cinta darimu, dari seorang laki-laki yang sangat aku sayangi.

Dari setiap doa yang aku tuliskan dalam guratan kisah ini semoga menjadi kenyataan. Semoga Tuhan mendengarnya dan mengabulkannya.

Aku masih sangat ingin merasakan cintamu. Aku yakin tak ada yang lebih sabar menghadapimu kecuali ibumu dan aku.

aku mengenangmu (lagi)



Aku masih ingat kata-kata dari surat terakhir yang kamu kirimkan dan aku masih menyimpannya. Mawar terakhir yang kamu berikan, aku juga masih menyimpannya, walaupun mawar itu sekarang sudah tak layak disebut mawar tapi aku tetap akan menyimpannya. Aku masih menyimpan semua kenangan kita dulu. Tiga tahun kita bersama, meninggalkan banyak kenangan. Sangat banyak. Aku senang ketika aku masih mampu mengingat masa-masa kita dulu. Masa-masa ketika kita berpacaran. Sayang, sekarang semua itu hanya kenangan. Aku yang memilih mengakhirinya. Maafkan.

Terkadang ketika aku mengenangmu, aku begitu menyesal. Mengapa tiga tahun yang sudah kita lalui bersama harus berakhir.

Aku mengenangmu lagi.

Masa-masa awal masuk sekolah menengah pertama. Kamu mulai menyukaiku bukan? Aku tahu, tapi aku tak mau denganmu. Kamu begitu pendiam, aku tak suka. Hingga kelulusan kamu menunggu. Kamu ingat tanggal 23 November 2009? Kamu malu-malu menyatakan cintamu. Kamu tahu? Wajahmu lucu sekali. Mungkin karna baru pertama kali bilang cinta.

Hari Sindu Ardi, itu kamu. Orang yang sangat sabar menghadapiku. Kamu benar-benar lelaki hebat. Aku senang bisa sangat dekat denganmu selama tiga tahun. Hmm, kadang aku merindukan saat-saat aku memarahimu. Teringat, wajahmu hanya tertunduk bukan tak berani tapi karna kamu begitu memahami dan kamu begitu mengalah. 

Aku baru pertama mengenal sosok lelaki kuat tapi sabar sepertimu. Aku bahagia. Sangat-sangat bahagia tapi semua harus berakhir. Dulu, bukan karna aku sudah tak mencintaimu lagi, tapi karna dia. Kamu pasti tahu.
Maaf aku mengenangmu lagi. Tapi saat ini aku benar-benar ingin mengenangmu. Jujur, aku membutuhkan lelaki sepertimu.

Memang aku membutuhkanmu tapi aku tak mencintaimu lagi. Aku mencintai orang lain. Kekasihku sekarang. Aku sangat menyayanginya. Aku pernah mengatakan itu padamu. Kamu ingatkan?
Aku ingin bercerita tentang kekasihku, kamu mau dengar? Dia baik sama sepertimu tapi dia lebih sering membuatku cemburu daripada kamu. Kami akan akan berpacaran jarak jauh. Semarang – Bogor. Jauh sekali bukan?

Aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin menceritakan semuanya. Kita pernah saling janji, ketika kita berpisah, kita tak boleh saling membenci. Kita harus tetap berteman seperti dulu sebelum kita berpacaran.
Aku ingin suatu hari kamu membaca guratanku ini, agar kamu tahu aku masih mengenangmu. Aku masih sangat mengenangmu dan semua kenangan kita.

Aku harap kita bisa bertemu lagi. aku dengannya, kamu dengannya. Semoga kita sama-sama bahagia.

Goretan kisah ini untukmu. Untuk pria hebat sepertimu. Hari Sindu Ardi.

kamu



Kamu...

Bukan pria yang menarik, bukan juga pria tampan tapi kamu mampu membuatku jatuh hati begitu cepat. Benar-benar sangat cepat. Kamu tahu? Aku belum pernah jatuh hati secepat ini, secepat jatuh hati denganmu.

Entah kenapa kamu begitu sangat berarti disini, dihatiku, disampingku. Aku begitu sangat menyayangimu. Aku merasakan sesuatu yang sangat berbeda ketika jatuh hati denganmu. Begitu indah.

Memang kita bersekolah ditempat yang sama, tapi aku tak pernah mengenalmu. Mungkin tahu, tapi aku tak begitu dekat denganmu. Tak pernah saling menyapa. Hingga suatu saat kita dipertemukan dikota ini, Purworejo.

Singkat memang perkenalan kita, begitu singkat, cepat. Kamu langsung bisa membuatku terpesona. Senyummu, sifat kekanak-kanakanmu selalu bisa membuatku tertawa. Kamu, membuatku cinta.

Banyak memang masalah yang kita alami ketika bersama, tapi tak apa. Aku tetap bahagia walau terkadang kamu membuatku menangis. Kamu tak akan pernah tahu itu. Aku tak akan pernah memberitahumu. Aku tak ingin terlihat lemah didepanmu.

Aku memang selalu terlihat kuat, tapi sebenarnya aku rapuh. Sangat sakit ketika aku harus melihatmu tersenyum karena orang lain. Aku egois. Ya, aku memang sangat egois. Aku ingin kamu pahami itu tanpa harus aku yang mengatakannya dulu.

Hatimu sering tak peka, apa karna kamu tak punya cinta sepertiku?

Sekarang kamu jauh, jauh disana. Aku ingat pesan yang kamu kirimkan ketika kita belum berjauhan. “Besok kalo udah LDR jangan nakal!! Jangan suka maen, jangan keluar malem sering-sering, kalo mau keluar malem harus ada temennya ya :)” 

Pesanmu akan slalu ku ingat, sayang. Aku akan tetap menyayangimu walaupun kita jauh. Aku akan tetap menunggumu hingga kamu sukses nanti. Semoga disana kamu akan tetap setia. Tak membagi cintamu dengan perempuan lain. Aku berjanji, disini aku akan tetap menjaga “kita”.