Rabu, 30 Oktober 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
1. HORMON
a. AUKSIN
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin. 
Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:
Ø Perkembangan buah
Pada waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi
Ø Dominansi apikal
Dominansi apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan akibat dari transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.
Ø Absisi
Daun muda dan buah muda membentuk auksin, agar keduanya tetap kuat menempel pada batang. Tetapi, bila pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur.
Ø Pembentukan akar adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak spesies.

b. GIBERELIN
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi. Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.
Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
·      Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
·      Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.
·      Perkembangan bunga dan buah.
·      Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
·      Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.

c. SITOKININ
Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan   2-ip.
Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
·      Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
·      Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
·      Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun.
·      Menunda penuaan daun.
·      Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji (breaking dormancy).

d. GAS ETILEN
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.

e. ASAM ABSISAT
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
·      Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.
·      Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
·      Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.

2. FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain: cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.

a. NUTRISI DAN AIR
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).
Berdasarkan jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo.
Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan medium reaksi enzimatis.
Penemuan zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan manusia mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya adalah kultur jaringan dan hidroponik. 
Kultur jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Media tanam kultur jaringan berupa larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan, hidroponik adalah metode penanaman dengan menggunakan air kaya nutrisi sebagai media tanam.

b. OKSIGEN
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.

c. SUHU UDARA
Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan mati.

d. KELEMBAPAN
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan


Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volum dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi batang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.

Kamis, 17 Oktober 2013

Laporan Pengenalan Peralatan di Laboratorium Kimia

PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM

A.     Pendahuluan
Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dan mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Laboratorium adalah tempat atau ruang tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan lain-lain. Peralatan Laboratorium umumnya digunakan baik untuk melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan mengumpulkan data. Alat ukur volume terbagi menjadi 2 yaitu :

1.      Kuantitatif
Kualitatif adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah tertentu dan hasil pengukurannya pasti.
Yang tergolong pada alat ukur kuantitatif antara lain :
·         Labu Gondok / Flash Volumetric
·         Pipet Gondok / Pipete Volumetric
·         Buret

2.      Kualitatif
Kualitatif adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan jumlah kurang lebih dan hasil pengukurannya tidak tepat .
Yang tergolong pada alat ukur kualitatif antara lain :
·      Gelas Ukur / Cylinder Granduated
·      Pipet Ukur / Match Pipete

Ø Erlenmayer bukan merupakan alat ukur karena erlenmeyer hanya digunakan untuk memperkirakan saja .
Ø Baker glass bukan merupakan alat ukur .
Ø Garis pada Labu Gondok dan Buret adalah tanda tera atau miniskus.
Ø Posisi Biuret :
a.       Posisi kran vertikal : Terbuka
b.      Posisi kran horisontal : Tertutup
B.     Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama masing - masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar. Agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.

C.     Prinsip Percobaan
Berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.





D.     Alat
1.    Buret
2.    Gelas Ukur / Cylinder Granduated
3.    Pipet Ukur / Match Pipete
4.    Baker Glass
5.    Labu Gondok / Flask Volumetric
6.    Erlenmayer
7.    Pipet Gondok / Pipet Volumetric

E.     Hasil
1.             Buret


Fungsi alat : Sebagai tempat untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu. Biasanya untuk titrasi.
Prinsip kerja : Berdasarkan pada bentuknya yang merupakan tabung berskala pada dindingnya dan berdasarkan pada putaran krannya.

2.    Gelas Ukur / Cylinder Granduated

 












Fungsi alat : sebagai tempat untuk mengukur volume larutan.
Prinsip kerja : berdasarkan pada alat ukur yang terdapat pada ukuran volume gelas tersebut.




3.    Pipet Ukur / Match Pipete


Fungsi alat : untuk mengambil atau mengukur larutan dengan tepat
Prinsip kerja : Berdasarkan penarikan cairan oleh filler sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
4.    Beaker Glass








Fungsi alat : Sebagai tempat untuk menampung zat kimia,dan sebagai pengukur volume larutan.
Prinsip kerja : Berdasarkan pada bentuknya yang seperti gelas, mempunyai skala di dindingnya sehingga mampu menyimpan dan mengukur zat.

5.    Labu Gondok / Flask Volumetric
Fungsi alat : Sebagai tempat untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan.
Prinsip kerja : Berdasarkan pada voume labu yang bertanda batas dan mampu membuat konsentrasi larutan tertentu.










6.    Erlenmayer


Fungsi alat : Sebagai tempat untuk menampung titran (larutan yang di titrasi) pada proses titrasi.
Prinsip kerja : Berdasarkan pada dipegangnya leher labu dan saat titrasi digoyang.

7.    Pipet Gondok / Pipet Volumetric


Fungsi alat : Untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat.
Prinsip kerja : Berdasarkan penarikan cairan oleh filler hingga tanda batas pipet.
F.      Pembahasan
Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dan mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Laboratorium adalah tempat atau ruang tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan lain-lain. Peralatan Laboratorium umumnya digunakan baik untuk melakukan percobaan atau untuk melakukan pengukuran dan mengumpulkan data.

1.         Buret adalah sebuah jenis gelas laboratorium berbentuk silinder vertikal dengan skala ukuran volume di sepanjang dindingnya dan kran di bagian ujungnya. Buret digunakan untuk mengeluarkan larutan pada percobaan titrasi.
2.         Gelas Ukur adalah jenis gelas laboratorium tinggi berdiameter sedang, berbentuk silinder vertikal dengan skala ukuran disepanjang dindingnya, bagian atas biasanya berbentuk melengkung kecil, dimaksudkan untuk mempermudah menuangkan cairan. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dari larutan dengan cara kuantitatif dalam jumlah tertentu.
3.          Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah dengan berbagai ukuran volume. Untuk ukuran volume pada Pipet ukur yang paling besar adalah pipet ukur dengan volume 50ml.
4.         Beaker glass adalah adalah jenis gelas laboratorium tinggi berdiameter sedang, berbentuk silinder vertikal dengan skala ukuran disepanjang dindingnya, bagian atas biasanya berbentuk melengkung kecil, dimaksudkan untuk mempermudah menuangkan cairan. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dari larutan dengan cara kuantitatif dalam jumlah tertentu.
5.         Labu gondok adalah jenis gelas laboratorium berbentuk labu bulat atau datar dibagian bawahnya dengan leher panjang dan bertutup serta tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
6.         Labu erlenmeyer adalah jenis gelas laboratorium dengan skala di dindingnya berbentuk kerucut dan dengan leher silinder diatasnya. Labu Erlenmeyer biasanya digunakan untuk menampung titran (larutan yang di titrasi) pada proses titrasi.
7.         Pipet gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.

G.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum pengenalan peralatan di laboratorium dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam alat laboratorium yang mempunyai nama, bentuk, fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda. Ini menjadikan dalam penggunaannya pun berbeda-beda. Dalam pengukuran volume yang dilakukan menggunakan alat-alatnya pun berbeda tingkat ketelitiannya, ada yang memerlukan ketelitian tinggi ada pula yang hanya memerlukan ketelitian rendah sehingga ini akan berdampak pada konsentrasi larutan. Dari bahan alatnya berbeda, ada yang tahan panas dan ada pula yang mudah memai. Jadi, diperlukan ketelitian tinggi dalam penggunaan peralatan di laboratorium.

Beberapa Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Kimia

Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Kimia

1.      Soda dan minuman yang mengandung pemanis buatan
Aspartame, sakarin dan sucralose adalah beberapa jenis pemanis buatan yang sangat populer dan sering digunakan dalam minuman bersoda, jus kemasan, permen karet, dan makanan lainnya. Pemanis buatan tidak hanya meningkatkan risiko terhadap diabetes tetapi juga dapat menyebabkan obesitas. Untuk melindungi diri dari risiko penyakit karena pemanis buatan, kurangi konsumsi soda dan minuman kemasan yang tidak sehat, batasi pula penggunaan gula mentah dan menggantinya dengan pemanis alami seperti madu murni.

2.       Makanan dan minuman ringan yang mengandung sirup jagung kaya fruktosa
Sirup jagung kaya fruktosa merupakan cairan yang manisnya 6 kali lipat lebih manis dari tebu. Sirup jagung sering ditambahkan pada makanan olahan seperti minuman ringan, bumbu, saus apel, makanan dan roti atau sereal yang tampak berbahaya. Konsumsi terhadap sirup jagung kaya fruktosa ini terkait dengan risiko obesitas, kerusakan otak, IQ rendah, dan bahkan keracunan merkuri. Hindari konsumsi makanan dan minuman yang tampak mencurigakan dan memiliki rasa manis yang terlalu tajam.

3.      Makanan yang mengandung minyak nabati dan lemak trans
Konsumsi makanan yang mengandung minyak nabati dalam kadart tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah seperti penyakit jantung dan kanker. Minyak nabati kebanyakan berasal dari organisme hasil rekayasa genetik termasuk minyak canola, kedelai, dan jagung yang melalui pros hidrogenasi.

4.      Roti putih dan makanan yang terbuat dari tepung halus
Makanan yang terbuat dari tepung putih halus seperti roti putih, pasta dan makanan lainnya adalah salah satu perusak kesehatan yang paling umum saat ini. Produk tepung putih bersifat karsinogenik karena diputihkan melalui berbagai proses. Selain itu, tepung putih juga kehilangan nutrisi penting dari gandum ketika menjalani proses pemutihan.

5.      Makanan yang mengandung MSG dan garam halus

Monosodium glutamat atau yang dikenal dengan istilah MSG, sering tersembunyi dalam makanan dengan nama yang menipu. MSG adalah bahan kimia garam yang dapat menyebabkan sakit kepala, masalah jantung, kerusakan otak, dan masalah lainnya jika dikonsumsi dalam tingkat tinggi dan pada jangka waktu yang panjang.

Bahan Kimia untuk Pengawet Bahan Pangan dan Bahayanya

BAHAN KIMIA UNTUK PENGAWETAN BAHAN PANGAN DAN BAHAYANYA

1.      Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedngkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.

2.       Asam Sitrat (citric acid)
Merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.

3.      Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)
Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar

4.      Bleng
Merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan berwarna kekuning-kuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral lainnya. Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.

5.      Garam dapur (natrium klorida)
Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang ada didalamnya. Air laut mengandung + 3 % garam dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.

6.      Garam sulfat
Digunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna kecoklatan pada waktu pemasakan.


7.      Gula pasir
Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.

8.      Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kalk atau kapur klor)
Merupakan campuran dari calsium hypochlorit, -chlorida da -oksida, berupa serbuk putih yang sering menggumpal hingga membentuk butiran. Biasanya mengandung 25~70 % chlor aktif dan baunya sangat khas. Kaporit yang mengandung klor ini digunakan untuk mensterilkan air minum dan kolam renang, serta mencuci ikan.

9.      Natrium Metabisulfit
Natrium metabisulfit yang diperdagangkan berbentuk kristal. Pemakaiannya dalam pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi kayu serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik.
Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-sama bahan atau diasapkan. Prinsip pengasapan tersebut adalah mengalirkan gas SO2 ke dalam bahan sebelum pengeringan. Pengasapan dilakukan selama + 15 menit. Maksimum penggunaannya sebanyak 2 gram/kg bahan. Natrium metabisulfit yang berlebihan akan hilang sewaktu pengeringan.

10.  Nitrit dan Nitrat
Terdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit. Natrium nitrit berbentuk butiran berwarna putih, sedangkan kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah daging.
Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan. Apabila lebih dari jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang. Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di dalam daging tidak berlebihan.

11.  Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377°C. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat.
Dalam industri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.

12.  Zat Pewarna
Zat pewarna ditambahkan ke dalam bahan makanan seperti daging, sayuran, buah-buahan dan lain-lainnya untuk menarik selera dankeinginan konsumen. Bahan pewarna alam yang sering digunakan adalah kunyit, karamel dan pandan. Dibandingkan dengan pewarna alami, maka bahan pewarna sintetis mempunyai banyak kelebihan dalam hal keanekaragaman warnanya, baik keseragaman maupun kestabilan, serta penyimpanannya lebih mudah dan tahan lama. Misalnya carbon black yang sering digunakan untuk memberikan warna hitam, titanium oksida untuk memutihkan, dan lain-lain. Bahan pewarna alami warnanya jarang yang sesuai dengan yang dinginkan.

13.  Sodium Nitrit
Bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan bacon, ham, hot dog, daging sandwich, dan ikan asap.
14.  BHA & BHT
BHA (Butil HydroxyAnisole) dan BHT (Butil HidroksiToluen) adalah bahan pengawet lainnya yang ditambahkan ke makanan seperti sereal, permen, keripik kentang, dan minyak sayur.
15.  Propyl Gallate/Glycol (pengawet makanan dan shampoo/lotion)
Ditemukan dalam daging, sup ayam, dsb, Semua pengawet diatas telah dikaitkan dengan timbulnya kanker.

16.  Formalin
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupunkronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rara terbakar, sakit perut dan pusing. Sedangkan kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulangbahan ini masuk kedalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, m3nstruas! Dan memicu kanker.
17.  Borax
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa, Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat,. Sifatnya berwana putih dan sedikit larut dalam air. Zat ini pernah ditemukan pada bakso dan gula merah.
18.  Pewarna Textil
Selain Formalin dan Boraks, bebrapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas dan cat (Rhodamin B), Methanyl yellow, amaranth.
19.  Monosodium Glutamat ( penyedap rasa)
Dapat menyebabkan migrain dan efek samping lainnya.
20.  Lemak Trans
Dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan masalah gangguan ginjal.
21.  Aspartam (pemanis kimia buatan)
Pemanis buatan yang ditemukan dalam produk serta makanan dan minuman ringan dalam kemasan.
22.  Acesulfame-K (pemanis kimia buatan)
Pemanis baru yang digunakan dalam minuman ringan dan beberapa produk makanan panggang.
23.  Pewarna Makanan (Biru, Merah, Hijau, Kuning)
Banyak pewarna makanan telah dilarang oleh FDA, tetapi beberapa masih dapat ditemukan dalam makanan yang memerlukan warna tertentu. Pewarna buatan sudah terbukti menyebabkan kanker.
24.  Olestra (zat aditif untuk mengurangi daya serap lemak)
Zat aditif yang menghalangi lemak diserap dalam sistem pencernaan Anda. Biasanya ditambahkan dalam keripik kentang.
25.  Kalium Bromat
Kadang-kadang ditambahkan ke tepung putih dan roti untuk meningkatkan volume produk, tetapi memiliki penyebab kanker, sehingga beberapa negara bagian di Amerika Serikat mengharuskan pencantuman label pada kemasan makanan yang menggunakan zat additif ini.

26.  Natrium Klorida (garam meja)
Garam berlebihan menyebabkan tekanan darah tinggi/hipertensi