FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
1. HORMON
a. AUKSIN
Istilah
auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu
senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan
koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang
ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang
ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA,
tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin,
yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis
kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis
tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan
berbagai jenis tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam berbagai macam
kegiatan tumbuhan di antaranya adalah:
Ø Perkembangan
buah
Pada waktu biji matang berkembang,
biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan
buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan
merangsang perkembangan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi
Ø Dominansi apikal
Dominansi apikal adalah pertumbuhan
ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di
batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan akibat dari transpor auksin ke
bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.
Ø Absisi
Daun muda dan buah muda membentuk
auksin, agar keduanya tetap kuat menempel pada batang. Tetapi, bila pembentukan
auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di pangkal tangkai daun dan buah
sehingga daun dan buah gugur.
Ø Pembentukan akar
adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh
dari batang atau daun pada banyak spesies.
b. GIBERELIN
Giberelin
pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang
jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang
mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin.
Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20,
GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi. Giberelin
disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.
Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
·
Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
·
Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan
dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.
·
Perkembangan bunga dan buah.
·
Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada
tumbuhan.
·
Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
c. SITOKININ
Kinetin
merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada
ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma
cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP
(6-benzilaminopurin) dan 2-ip.
Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
·
Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
·
Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam
meristem.
·
Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan
daun.
·
Menunda penuaan daun.
·
Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa
istirahat biji (breaking dormancy).
d. GAS ETILEN
Buah-buahan
terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis
oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen
yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam
2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk
mempercepat pemasakan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat
pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan
dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
e. ASAM ABSISAT
Asam absisat (ABA) merupakan
penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada
daun-daun dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
·
Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti
daun, buah dan dormansi tunas.
·
Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang
sedang berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
·
Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama pada
saat cekaman air.
2. FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain: cahaya, air, mineral,
kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.
a. NUTRISI DAN AIR
Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam
jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil
tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C, H, O, dan N) dan garam
anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).
Berdasarkan
jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar
disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S,
dan asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo.
Pertumbuhan
tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak terpenuhi.
Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman
menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami
klorosis (daun berwarna pucat).
Pemenuhan
kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah
bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis,
tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan
medium reaksi enzimatis.
Penemuan
zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
menyebabkan manusia mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan
memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya adalah kultur
jaringan dan hidroponik.
Kultur
jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang
mempunyai sifat seperti induknya. Media tanam kultur jaringan berupa larutan
atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat
menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Sedangkan, hidroponik adalah metode penanaman dengan menggunakan air kaya
nutrisi sebagai media tanam.
b. OKSIGEN
Oksigen
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi
penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain
untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.
c. SUHU UDARA
Pertumbuhan
dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi
oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan
suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada
rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum,
tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan
mati.
d. KELEMBAPAN
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman.