Minggu, 21 Juli 2013

aku mengenangmu (lagi)



Aku masih ingat kata-kata dari surat terakhir yang kamu kirimkan dan aku masih menyimpannya. Mawar terakhir yang kamu berikan, aku juga masih menyimpannya, walaupun mawar itu sekarang sudah tak layak disebut mawar tapi aku tetap akan menyimpannya. Aku masih menyimpan semua kenangan kita dulu. Tiga tahun kita bersama, meninggalkan banyak kenangan. Sangat banyak. Aku senang ketika aku masih mampu mengingat masa-masa kita dulu. Masa-masa ketika kita berpacaran. Sayang, sekarang semua itu hanya kenangan. Aku yang memilih mengakhirinya. Maafkan.

Terkadang ketika aku mengenangmu, aku begitu menyesal. Mengapa tiga tahun yang sudah kita lalui bersama harus berakhir.

Aku mengenangmu lagi.

Masa-masa awal masuk sekolah menengah pertama. Kamu mulai menyukaiku bukan? Aku tahu, tapi aku tak mau denganmu. Kamu begitu pendiam, aku tak suka. Hingga kelulusan kamu menunggu. Kamu ingat tanggal 23 November 2009? Kamu malu-malu menyatakan cintamu. Kamu tahu? Wajahmu lucu sekali. Mungkin karna baru pertama kali bilang cinta.

Hari Sindu Ardi, itu kamu. Orang yang sangat sabar menghadapiku. Kamu benar-benar lelaki hebat. Aku senang bisa sangat dekat denganmu selama tiga tahun. Hmm, kadang aku merindukan saat-saat aku memarahimu. Teringat, wajahmu hanya tertunduk bukan tak berani tapi karna kamu begitu memahami dan kamu begitu mengalah. 

Aku baru pertama mengenal sosok lelaki kuat tapi sabar sepertimu. Aku bahagia. Sangat-sangat bahagia tapi semua harus berakhir. Dulu, bukan karna aku sudah tak mencintaimu lagi, tapi karna dia. Kamu pasti tahu.
Maaf aku mengenangmu lagi. Tapi saat ini aku benar-benar ingin mengenangmu. Jujur, aku membutuhkan lelaki sepertimu.

Memang aku membutuhkanmu tapi aku tak mencintaimu lagi. Aku mencintai orang lain. Kekasihku sekarang. Aku sangat menyayanginya. Aku pernah mengatakan itu padamu. Kamu ingatkan?
Aku ingin bercerita tentang kekasihku, kamu mau dengar? Dia baik sama sepertimu tapi dia lebih sering membuatku cemburu daripada kamu. Kami akan akan berpacaran jarak jauh. Semarang – Bogor. Jauh sekali bukan?

Aku ingin bertemu denganmu. Aku ingin menceritakan semuanya. Kita pernah saling janji, ketika kita berpisah, kita tak boleh saling membenci. Kita harus tetap berteman seperti dulu sebelum kita berpacaran.
Aku ingin suatu hari kamu membaca guratanku ini, agar kamu tahu aku masih mengenangmu. Aku masih sangat mengenangmu dan semua kenangan kita.

Aku harap kita bisa bertemu lagi. aku dengannya, kamu dengannya. Semoga kita sama-sama bahagia.

Goretan kisah ini untukmu. Untuk pria hebat sepertimu. Hari Sindu Ardi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar