Aku masih ingat kata-kata dari
surat terakhir yang kamu kirimkan dan aku masih menyimpannya. Mawar terakhir
yang kamu berikan, aku juga masih menyimpannya, walaupun mawar itu sekarang
sudah tak layak disebut mawar tapi aku tetap akan menyimpannya. Aku masih
menyimpan semua kenangan kita dulu. Tiga tahun kita bersama, meninggalkan
banyak kenangan. Sangat banyak. Aku senang ketika aku masih mampu mengingat
masa-masa kita dulu. Masa-masa ketika kita berpacaran. Sayang, sekarang semua
itu hanya kenangan. Aku yang memilih mengakhirinya. Maafkan.
Terkadang ketika aku mengenangmu,
aku begitu menyesal. Mengapa tiga tahun yang sudah kita lalui bersama harus
berakhir.
Aku mengenangmu lagi.
Masa-masa awal masuk sekolah
menengah pertama. Kamu mulai menyukaiku bukan? Aku tahu, tapi aku tak mau
denganmu. Kamu begitu pendiam, aku tak suka. Hingga kelulusan kamu menunggu.
Kamu ingat tanggal 23 November 2009? Kamu malu-malu menyatakan cintamu. Kamu
tahu? Wajahmu lucu sekali. Mungkin karna baru pertama kali bilang cinta.
Hari Sindu Ardi, itu kamu. Orang
yang sangat sabar menghadapiku. Kamu benar-benar lelaki hebat. Aku senang bisa
sangat dekat denganmu selama tiga tahun. Hmm, kadang aku merindukan saat-saat
aku memarahimu. Teringat, wajahmu hanya tertunduk bukan tak berani tapi karna
kamu begitu memahami dan kamu begitu mengalah.
Aku baru pertama mengenal sosok
lelaki kuat tapi sabar sepertimu. Aku bahagia. Sangat-sangat bahagia tapi semua
harus berakhir. Dulu, bukan karna aku sudah tak mencintaimu lagi, tapi karna
dia. Kamu pasti tahu.
Maaf aku mengenangmu lagi. Tapi
saat ini aku benar-benar ingin mengenangmu. Jujur, aku membutuhkan lelaki
sepertimu.
Memang aku membutuhkanmu tapi aku
tak mencintaimu lagi. Aku mencintai orang lain. Kekasihku sekarang. Aku sangat
menyayanginya. Aku pernah mengatakan itu padamu. Kamu ingatkan?
Aku ingin bercerita tentang
kekasihku, kamu mau dengar? Dia baik sama sepertimu tapi dia lebih sering
membuatku cemburu daripada kamu. Kami akan akan berpacaran jarak jauh. Semarang
– Bogor. Jauh sekali bukan?
Aku ingin bertemu denganmu. Aku
ingin menceritakan semuanya. Kita pernah saling janji, ketika kita berpisah,
kita tak boleh saling membenci. Kita harus tetap berteman seperti dulu sebelum
kita berpacaran.
Aku ingin suatu hari kamu membaca
guratanku ini, agar kamu tahu aku masih mengenangmu. Aku masih sangat
mengenangmu dan semua kenangan kita.
Aku harap kita bisa bertemu lagi.
aku dengannya, kamu dengannya. Semoga kita sama-sama bahagia.
Goretan kisah ini untukmu. Untuk
pria hebat sepertimu. Hari Sindu Ardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar